Selasa, 09 Oktober 2012

Tak seindah rokok

www.compasiana.com



Aku pikir rokok itu menarik. Dan bisa kupastikan aku sudah benar-benar memikirkannya. Asal kalian tahu rokoklah satu-satunya teman yang menenangkan lelaki galau, seperti aku, di saat sahabat tak mampu  menenangkannya. Rokok satu-satunya teman yang mampu membahagiakan kita di saat kebahagiaan dunia sudah sirna dari hidup. 

Rokok juga yang menjadi satu-satunya pendengar setia, saat kita ingin berbincang tentang alam, tentang cinta, tentang kebobrokan negeri ini. 
Tak jarang rokok juga menjadi
kawan setia yang memberi semangat untuk mempertahankan idealisme hidup yang penuh keseragaman.


Alangkah indahnya dunia ini jika rokok hadir di antara kopi dan selembar puisi. 

Alangkah merdunya dunia ini jika rokok hadir di antara ritme melodi. 

Seniman, sastrawan, pekerja keras yang membutuhkan konsentrasi tinggi sangat mengakui
(tanpa pengakuan) bahwa rokok menjadi sumber inpsirasi sekaligus kawan berkaryanya.

Seperti hari ini, aku benar-benar muak dengan seisi dunia. Bukan bermaksud menghujat tuhan akan segala yang Ia ciptakan. Hanya sedikit merasa heran mengapa bisa semua terjadi dan datang menghampiri kemanapun aku pergi.


Seperti hari-hari sebelumnya, di bulan kedua, aku masih memikirkan tentang jalanku. Kadang kala aku berpikir mengenai jalan hidup yang aku pilih. Dan tak jarang aku juga berpikir jalan hidup yang orang-orang di sekitarku pilih. 

Apakah aku salah dengan semua ini mencoba berdiri di atas gempuran topan keseragaman? 

Apakah aku salah mencoba menantang badai hidup yang datang silih berganti? 

Hidup yang selalu begitu, membuat kujemu. 

Manusia-manusia sepertiku memang tak layak hidup bahagia. Kesengsaraan dan keterasingan menjadi dua kawan akrab. 

Sedikit nasehat buatmu, kawan, jika kau tak kuat dengan kesendirian, kesunyian hidup dan keterasingan jangan sekali-kali memilih menjadi manusia yang bertahan dengan idealisme sepertiku ini. Karena dunia ini akan sulit untuk kita relakan begitu saja keindahannya.


Memang hidup tak seindah rokok. 

Ia begitu jujur berbicara tentang kebusukkannya. Ia begitu jujur dengan segala akibat buruk berkawan dengannya meski ia juga butuh manusia seperti kita sebagai kawan dan juga sahabat yang ia tikam dengan senyuman. 

0 Komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Social Icons

About Me

Foto Saya
Ali Mahfud, S.Pd., Gr.
Penulis adalah pengajar di salah satu SMPN di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
Lihat profil lengkapku

About Me

Foto Saya
Ali Mahfud, S.Pd., Gr.
Penulis adalah pengajar di salah satu SMPN di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
Lihat profil lengkapku

Followers

Featured Posts